Hariannetwork.com – Pemilihan Presiden tidak hanya menjadi panggung demokrasi, tetapi juga ajang di mana strategi marketing politik memainkan peran krusial dalam memengaruhi pandangan dan dukungan masyarakat terhadap calon presiden.
Firmanzah (2008) menyebutkan bahwa marketing politik melibatkan lebih dari sekedar komunikasi politik, itu merambah seluruh proses, mulai dari pembangunan simbol hingga pemrosesan informasi.
Dalam konteks Pilpres 2024 di Indonesia, munculnya gimmick politik Gemoy menjadi sorotan menarik, terutama terkait strategi pemasaran politik pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Gemoy sendiri merupakan sebuah frase populer yang diadopsi oleh pasangan Prabowo-Gibran, yang telah menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat, terutama di kalangan anak muda.
Dalam bahasa gaul, “Gemoy” digunakan untuk menggambarkan perasaan gemas yang bersifat positif.
Meskipun sebagian kritik menyertai strategi ini, Gemoy juga dianggap sebagai upaya untuk menarik perhatian tanpa harus menyajikan gagasan substansial.
Namun demikian, strategi “Gemoy” berhasil mencuri perhatian dan mendominasi platform media sosial TikTok.
Di era digital seperti sekarang ini, media sosial, khususnya TikTok, telah menjadi salah satu sarana komunikasi utama, terutama bagi anak muda, dan tim pendukung Prabowo telah berhasil menciptakan popularitas “Gemoy” di platform tersebut.
Hal ini dapat dilihat dari analisis Drone Emprit yang menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Gibran memiliki interaksi terbanyak di TikTok, dan ini dapat dibilang mencerminkan keberhasilan strategi pemasaran politik mereka.
Apa yang membuat strategi kampanye digital menjadi momok penting bagi pasangan calon termasuk Prabowo dengan gimmick Gemoy nya, adalah tidak lain juga dapat dilihat dari jumlah pemilih muda di Pilpres 2024 ini.
Data KPU menunjukkan bahwa generasi Z dan milenial mendominasi pemilih pada Pilpres 2024, mencapai 56,45% dari total pemilih, oleh karena itu, strategi untuk menarik pemilih generasi ini menjadi krusial.
Meskipun ada kritik terhadap pendekatan “Gemoy”, Nyarwi Ahmad dari Indonesian Presidential Studies menyatakan bahwa strategi ini efektif dalam menarik perhatian pemilih muda yang cenderung menyukai hal-hal yang lucu dan menggemaskan.
Strategi marketing politik “Gemoy” yang diadopsi oleh pasangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024 menunjukkan kompleksitas dinamika masyarakat, terutama dalam menghadapi pemilih muda, meskipun mendapat kritik, strategi ini tetap menjadi bagian yang signifikan dari upaya mencapai dukungan.
Penulis : Akhmad Abdul Muhyi Editor : Tim Redaksi Harian Network